gambar-kuliah-penting-tidak

“KULIAH? PENTING TIDAK?”

Pada tulisan ini kita akan mencoba merefleksikan diri untuk menjawab suatu pertanyaan “Mengapa kita sebenarnya perlu kuliah?” banyak yang masih bertanya-tanya, "Untuk apa kuliah, harus bayar mahal-mahal, tapi hasilnya belum tentu sesuai harapan?" Apalagi jika kuliah S1 memakan waktu hingga empat tahun. Ini penting karena kita akan mencoba membahas secara detail alasan-alasan apa saja yang menjadi dasar mengapa Kita perlu kuliah. Penting juga untuk diketahui, terutama bagi mereka yang lulus dari SMA atau SMK dan belum melanjutkan ke jenjang sarjana.

Kita perlu kuliah, setidaknya bukan hanya meraih gelar sarjana, tetapi karena alasan-alasan berikut. Pertama, kuliah memaksa kita untuk belajar. Banyak yang menganggap kuliah hanya sebatas membaca buku dan mendengarkan dosen, sementara itu memerlukan biaya yang tinggi. Namun, anggapan tersebut keliru. Kuliah memberikan lingkungan yang mendorong kita untuk belajar dan berkembang, baik dari dosen, teman-teman, maupun suasana akademik. Bahkan, status sebagai mahasiswa mendorong kita untuk terus belajar. Oleh karena itu, ketika kita kuliah, kita berada dalam lingkungan yang berbeda dibandingkan dengan teman-teman yang tidak kuliah. Baik kita kuliah di perguruan tinggi yang murah maupun mahal, prinsipnya sama: kuliah memberikan kerangka dan mindset yang memotivasi kita untuk belajar dan berkembang.

Memang, jika Kita berpikir bahwa tujuan kuliah hanya untuk memperoleh keahlian tertentu, itu adalah pemahaman yang keliru. Kita dapat memperoleh keahlian-keahlian tertentu melalui kursus atau pendidikan nonformal. Namun, tujuan sebenarnya dari kuliah bukan hanya itu. Kuliah memungkinkan Kita untuk mempelajari suatu bidang ilmu dari dasar hingga tingkat yang lebih mendalam. Ini adalah perbedaan utama antara kuliah dan kursus atau nonformal. Terlebih lagi, dalam program sarjana, Kita diharapkan untuk menyelesaikan skripsi, tesis bahkan desertasi, yang merupakan pengalaman yang berbeda secara signifikan dibandingkan dengan mengikuti kursus selama beberapa minggu atau bahkan sebulan saja.

Kedua kita perlu kuliah agar dapat menjadi seorang profesional dalam berbagai bidang. Profesi-profesi tertentu memang memerlukan kualifikasi akademik yang tinggi, yaitu gelar sarjana, sebagai persyaratan untuk dapat memegang posisi tersebut. Sebagai contoh, profesi pengacara, dokter, insinyur, dan farmasis adalah beberapa di antaranya. Tidak ada jalur pendidikan D3 yang dapat memenuhi syarat untuk masuk ke dalam profesi-prosesi tersebut; Kita harus menyelesaikan pendidikan sarjana terlebih dahulu. Selain itu, untuk masuk ke dalam profesi-prosesi tersebut, Kita juga harus terdaftar di organisasi profesi yang relevan, sehingga memperoleh gelar sarjana bukanlah sekadar masalah membeli ijazah dan langsung masuk ke dalam profesi tersebut. Ada aspek-aspek penting dalam profesi-prosesi tersebut yang tidak bisa dipelajari hanya dari buku atau materi online, seperti kode etik yang harus diikuti. Oleh karena itu, salah satu alasan kuat mengapa Kita harus kuliah hingga meraih gelar sarjana adalah karena ada profesi-prosesi tertentu yang tidak dapat Kita geluti tanpa memiliki kualifikasi akademik yang sesuai. Selain itu, profesi-prosesi tersebut umumnya termasuk dalam kategori profesi-prosesi favorit, yang tidak bisa dilakukan oleh mereka yang hanya lulusan SMA atau SMK.

Ketiga mengapa Kita perlu kuliah adalah karena dengan menjadi sarjana atau bahkan gelar yang lebih tinggi, Kita memiliki kesempatan untuk menjadi seorang pengajar. Meskipun mengajar bukanlah pekerjaan yang selalu menawarkan gaji besar, namun posisi ini tetap menjadi salah satu pekerjaan yang sangat mulia. Guru dan dosen adalah profesi yang selalu dibutuhkan, bahkan Jepang mengalami serangan bom di Hiroshima dan Nagasaki yang pertama kali diselamatkan adalah pendidikan, dapat dikatakan bahwa pendidikan ini tetap tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi. tidak peduli bagaimana kondisi ekonomi. Bahkan pada saat-saat sulit seperti perang atau lockdown, pendidikan selalu menjadi salah satu prioritas utama. Pendidikan adalah bidang yang tidak lekang oleh kondisi ekonomi; guru dan dosen tetap diperlukan dan dicari. Saat ini, untuk mengajar, baik mengajar siswa/i di sekolah terutama mengajar mahasiswa, Kita memerlukan setidaknya gelar sarjana, dan untuk posisi yang lebih tinggi, seperti magister atau doktor diperlukan. Ini menjadi salah satu alasan penting mengapa Kita harus kuliah, karena untuk menjadi pengajar, Kita memerlukan kualifikasi akademik yang sesuai.

Keempat adalah untuk memperluas jaringan relasi. Ketika kita kuliah, kita tidak hanya belajar sendirian seperti saat les privat. Kuliah memberi kesempatan untuk berinteraksi dengan rekan satu angkatan selama beberapa tahun, terutama dalam program sarjana yang berlangsung selama empat tahun, D3 selama tiga tahun, atau master selama dua tahun. Waktu yang panjang ini memungkinkan kita untuk benar-benar mengenal teman satu angkatan, yang bisa menjadi teman dekat dan mendukung selama perjalanan kuliah. Pengalaman ini sangat berharga karena kita berjuang bersama-sama untuk meraih gelar sarjana. Selain itu, relasi dengan dosen juga penting. Mereka tidak hanya membimbing kita dalam studi, tetapi juga bisa menjadi mentor hidup yang memberikan inspirasi dan wawasan. Kesempatan untuk bertukar pikiran dengan dosen dan teman-teman ini adalah aspek penting dari pengalaman kuliah yang harus dijaga. Meskipun teman-teman SMA juga penting, teman-teman kuliah memiliki pengalaman dan harapan yang lebih matang, karena mereka telah melalui pengalaman kuliah yang memperluas pemikiran dan meningkatkan harapan untuk masa depan.

Kelima adalah karena dapat meningkatkan pengakuan Kita di masyarakat maupun dunia kerja. Pengakuan ini tidak selalu dapat diukur dalam bentuk angka, tetapi memiliki dampak nyata dalam interaksi sosial Kita. Di masyarakat dan dunia profesional, gelar sarjana sering kali dianggap sebagai tkita prestasi dan komitmen terhadap pendidikan. Meskipun seseorang mungkin sangat ahli dalam bidang tertentu, tanpa gelar sarjana, seringkali akan dianggap kurang oleh masyarakat umum. Paradigma ini juga tercermin dalam dunia kerja, di mana perusahaan-perusahaan cenderung memprioritaskan kandidat dengan gelar sarjana dalam proses rekrutmen.

Meskipun gelar sarjana tidak selalu menjamin kemampuan profesional yang sesuai, namun memiliki gelar tersebut dapat membuktikan bahwa Kita telah menempuh pendidikan dan memiliki keterbukaan pikiran untuk belajar hal-hal baru. Terlebih lagi, dalam berinteraksi sosial, gelar sarjana seringkali menjadi faktor penentu dalam mengukur keberhasilan seseorang. Bahkan dalam konteks politik, gelar akademis sering kali menjadi bagian penting dalam membangun citra dan reputasi seorang anggota DPR.

Dalam dunia kerja, pasar tenaga kerja sering kali memberikan nilai lebih kepada individu dengan gelar tinggi, seperti Doktor atau Profesor, meskipun sebenarnya kemampuan profesional tidak selalu sejalan dengan gelar akademis tersebut. Namun, pada kenyataannya, masyarakat dan pasar tenaga kerja masih menganggap gelar akademis sebagai faktor kunci dalam menilai seseorang.

Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk kuliah, meskipun ada persepsi bahwa gelar sarjana tidak menjamin pekerjaan. Namun, kuliah tidak hanya tentang mendapatkan ijazah semata. Salah satu aspek penting dari pengalaman kuliah adalah memperoleh komunitas dan membangun hubungan dengan orang-orang yang memiliki tujuan dan impian yang sama. Dalam proses ini, kita pasti akan terpengaruh oleh lingkungan sekitar, terutama dipengaruhi oleh orang-orang di sekitar kita, baik itu lima, sepuluh, atau lima belas orang.

Meskipun mungkin terdengar lebih menguntungkan untuk langsung bekerja dan menghasilkan uang daripada menghabiskan empat tahun dan biaya yang mahal untuk kuliah, namun dalam pengalaman Ketika kuliah akan mengajarkan bahwa kuliah memiliki nilai lebih dari sekadar mendapatkan gelar. Kuliah adalah sebuah perjalanan akumulasi pengetahuan yang telah dibangun oleh peradaban manusia selama ribuan tahun. Kita dapat mempelajari hal-hal tersebut dalam lingkungan yang berbeda dan dengan koneksinya yang juga berbeda. Melalui interaksi dengan orang-orang yang ahli di bidangnya, kita dapat memperluas wawasan dan membuka kesempatan yang lebih luas bagi diri kita sendiri.

Oleh :

Mochammad Fuad Nadjib

Kepala SMA Islam Sidoarjo

Pengasuh Madrasah Diniyah al-Maidah